Senin, 24 Desember 2012
IBU DENGAN HATI SEGUNUNG
Pergantian rejim mengubah segalanya
Bisnis bapak (alm) yg dituduh monopoli wktu itu, jatuh dan kemudian sulit dengan usaha baru
Ibu coba2 bantu, jual makanan sementara toko masih jalan
Dalam perkmbangannya makanan yg maju, toko kian sepi
Akhirnya toko bermetaforsa jd Rumah Makan Sari Kencana
Jual nasi gudeg, rawon, soto, rujak cungur dan gado-gado
Ibu juga terim catering dan pesanan kue/snack
Wkt aku SMP aku bersm mas Bachman kakak sepupu bantu kemasan dll
u/ catering pabrik triplek 100-200 bks tiap malam, diambil jam 11.30
bantuan tenga kecil tetep kusiapkan sepanjang aku berama ibu
tentu saudar alain juga bantu
peran ibu menyambung peran bapak sbg tulang punggung keluarga
ibu bukan saja menghidupi kami sekeluarga , juga menyekolahkan aku dan kakak-2
luar biasa, tanpa menghecilkan peran bapak
bapak menyebut ibu dengan wanita dengan hati segunung
karena “terlalu” bermurah hati kepada siapa saja
misal kpd bakul pasar, ibu jual nasi rawon di bawah harga
di sela-2 kesibukannya ibu masih sempat mengembangkan organisai lokal macam Perwosi, BKOW
aku sering diminta bantu ngetik surat atau pidato
tak jarang ibu ke Malang u/ urusan organisasi, mewakili ibu wlkota
ibuku, Siti Nurdjanah, wafat dalam usia 72 th
aku hanya bisa membalasnya dgn doa tiap usai sholat higga sekarang.
Minggu, 16 Desember 2012
KORUPTOR MASUK SURGA
Penulis minta kpd agennya u/ cari data. Dia pengin nulis catatan harian koruptor,
Ga seru, klise, kurang bombastis, kata agen. Coba nulis koruptor masuk surga, bos.
Penulis tertawa dan berkata, ga bakal ada datanya
Adakan wawancara dengan arwah koruptor, lakukan survei
Penulis setuju aja saran agen asal semuanya yg atur agen, termasuk cari investor.
Entah lagi sutres atau kenapa, agen ini bener-2 dlm kondisi abnormal. Ia pun lantas berburu investor dan paranormal. Terpilihlah paranormal uzur yang mau ‘meninjau’ akherat untuk survey sekaligus wawancara. Dan itu berarti harus menjelma arwah. Prosedurnya bagaimana, apakah ia harus mati dulu, si agen ga mau tahu.
Yang jelas imbalan jasanya, guede banget. Ada investor abonormal yg mau mendanai.
2 pekan kmdn di suatu ruangan yg sudah disetting paranormal terjd dialog antar penulis+agen di satu pihak dan paranormal sbg surveyor di lain pihak.
Tentu saja para normal menampakkan diri dalam bentuk bayang-bayang, hollowgram
Kadang jelas kadang kabur. Tp suara yang diucapkan hologram itu jelas dan direkam.
Hasil survey demikian : ada bbrp koruptor yang bisa masuk surga
Kiatnya, tiap kali korupsi disisihkan 10 persen u/ yatim piatu, 10 persen u/ ini itu.
Wawancara jeda dulu. Sebentar istriku tilpun, kata paranormal.
Istrinya masih muda, cantik n sintal. Yulia Perez sih biasa nbanget krn yg ini “Yulia” Munjung kali. Ternyata wawancara ga bisa lnjut hari itu. Si hologram ngambek, mogok.
Penulis sesungguhnya kasihan lihat paranormal kesakitan saat lapor hasil survey
Esoknya sesi dialog kedua dibuka. Pernyataan paranormal mengagetkan si agen.
Paranormal surveyor manyatakn pernyataannya bohong. Ga ada koruptor masuk surga
Penulis kecewa sih tidak cuma tdak habis pikir, mengapa musti ada kebohongan.
Ini proyek kan ga main-2 krn nyawa
taruhannya.
Aku bohong u/ menepati kesepakatan dgn agenmu. Aku mau jd arwah krn agenmu janji, istriku akan terima uang 1 M jika aku bilang ada kuruptor masuk surga.
Lantas kenapa aku berbalik, mencabut pernyataan. Karena agenmu ingkar.
Uang yg masuk ke rekening istriku cuma 300 juta kata agenmu sisanya akan dibayar sesudah laporan dia terima.
Perjanjiannya kan ga dicicil seperti itu. Smp skrg ga ada aliran dana ke rekening istriku. Istriku punya kemampuan sama dgnku. Dia menghubungiku pakai bahasa batin. Sama seperti aku berkomukasi dgn arwah. Si agen bilang akan transfer sisanya sekarang.
Tak perlu. Aku tak sanggup berbohong lagi. Tiap kali berbohong aku disetrum dgn 1000 volt oleh malaikat. Agen, kau curang. Invesytor sudah kasih semua dana sesuai planning. Tp kau berniat menyunatnya kan ? Kau akan melihat dan merasakan sendiri apa yang dialamai koruptor di sini.
Sabtu, 15 Desember 2012
KEEP ON FOCUS -2 (TERUS FOKUS)
Perutku mulai mules mas, keluh istriku yg hamil 9 bulan lebih.
Tapi aku harus berangkat karena aku yang mengurus semua . mulai dari rencana hingga pelaksanaan.
Waktu tahu biaya ikut pameran otomotif di Parkir Timur Senayan tidak murah, sementara produk yg mau dijual cuma pil, dgn harga hanya 2000-an, awalnya aku kecil hati. Setelah ngobrol dgn salah satu agen penjual , sebuah toko kecil asesori mobil di Kemayoran , tampak titik terang. Pemilik toko yg juga semuda aku waktu itu ajak join. Konter dibagi dua, meski dia sendiri sangsi lantaran display asesori kan makan tempat. Kawan td mengingat ha l itu. Oke, tdk masalah. Deal . Kami patungan masing-masing bayar 275rb. Ga perlu kuminta persetujuan bos , P Ks, yg punya bisnis di Amrik.
Persiapan kulakukan bersama Bambang (helper, tugasnya mencetal pil, pengemasan /packing, dll). Personil lain (seles spt Mas Heru, Deni Kucai, Ahmal, Febri, Dahlia) tak kuganggu . mereka tetap jalan cari duit. Wong cuma beli partisi kasa di kios barang bekas di Jl Perintis Kemerdekaan, lalu kami cat. Udah. Lemari dan spanduk sudah ada. Persiapan rampung 3 hr sebelum hari H.
Eh, Jumat malam bos datang. Ketemu sabtu pagi di kantor, bos langsung negur, “P Yoga ada pameran otomotif di Senayan,….bagaimana?” Kita ikut, jwabku. Ha, sudah daftar? Berapa biayanya? 275rb? Murah amat, yang bener kamu….. terus persiapannya apa, kok sepi-sepi aja.
Sudah semua Pak Ks, kita tinggal berangkat besok pagi. paparku seraya menunjukkan partisi (kasa kawat 1 m x 1.2 m, tinggi 1,5 m) yg sudah dicat hitam, lemari kaca kecil 1 m x 60 cm x 90 cm (t), dan spanduk lama. “Kok sederhana banget?” . Segera kutimpali, bayangan Pak Ks bagaimana?
“Ya pakai interior yang dihias kontekstual, spt kita pernah pameran oli purifiner di PRJ dulu itu, aku mau membiayainya….kita bangun suasana racing, ada gambar balapan. Produk kita kan aditif…”
Tujuan saya, jualan dan cari untung. Bukan promosi Pak. Ide seperti itu, butuh space luas. Butuh konsep interior dan pernik-2 lain. Ga cukup 6 juta Pak, apalagi pakai konsultan artistic…..Dulu oli purifiner , promosi bolehlah, tp penjualannya jeblok kan? Apalagi konsep sederhana dr saya ga dipakai pak Risk, menejer. Di depan meeting menejer setuju konsep promosi saya tapi di lapangan berbeda….”
Akhirnya aku memang harus berangkat minggu pagi itu, meninggalkan istri yang mungkin akan segera melahirkan anak ke-2ku, meninggalkan anakku yang sulung, Murup . Tapi Murup sudah ada yang momong, Yu Darmi.
Krisis moneter semakin menggila waktu itu. Rupiah jatuh, dollar terbang terus hingga nembus 16 ribu, padahal kursnya 3-4 ribu bbrp bulan sebelumnya. Banyak perusahaan gulung tikar, cari duit makin sulit.
Sumber : Statistik Indonesia (diolah),2007
Sumber : wikipedia
Upah minimum 180.000an saat itu. Nasi goreng gerobak keliling masih seribu sebungkus di komplekku (sekarang Rp 8rb). Tekanan ekonomi jelas mengenjet rakyat kecil termasuk diriku. Seingatku, istri kutingalin duit Rp 20rb tok ! Emang ga ada duit dan aku sadar kelahiran butuh biaya tidak sedikit.
Stand pameran kami paling cepet siap. Cuman naruh lemari sama partisi, nyantolin spanduk kecil. Peserta lain-2 penyiapan mulai sabtu sore. Maklum mereka pamer mobil atau produk terkait mobil. Jam 9 pameran dibuka. Kusiapkan pasukan SPG (sales promotion guys) enam, plus aku, termasuk sahabat setiaku: Mas Heru. Menejer keuangan P Heriman datang sama bos agak siang.
Peran utamaku persis bakul obat di pasar tradisonal -- ga tahu sekarang masih ada apa enggak. Jadi aku pidato dengan suara kenceng --- ga ada pengeras suara -- di tengah hiruk pikuk suara pengunjung dan speaker standa lain. Pidatoku harus berkobar-kobar agar pengunjung tertarik pada kehebatan aditif : hemat dan aman. Selain aditif merk Powerpills untuk bensin dan solar, kami juga jual waterless hand cleaner merk bioblue.
Jam 10 mulai ramai pengujung dan makin siang makin ramai. Kalo aku pidato, banyak pengunjung tertarik sehingga kerumunan yang terbentuk sampai menyita “pekarangan” stand lain. Luas stand kami 1.5x2 m. tapi kerumunan bisa mnecapai radius 10 m. Di saat ramai itulah temen2 SPG beraksi . menyodorkan brosur dan contoh produk serta menjelaskannya kepada pengunjung satu atau sekaligus beberapa pengunjung.
Jika tidak sedang pidato, aku amati cara kerja semua SPG dari jauh. Pernah SPG Dahlia aku panggil dan kutegur. “Kamu kalo ngomonng sama pengunjung, tatap matanya. Jangan nerocos terus, sampai tidak sadar kalau yang diajak omong sudah pergi. Kamu keder ya?” dia mengangguk. Kamu ga perlu takut, yakin bahwa yang kamu omongkan itu benar. Kalau ada yang debat, panggil aku. Setelah aku tegur, emang ada perubahan? Enggak ! tetep saja iai omong kayak robot, bukannya ajak pengunjung ngobrol. Sudah kukasih contoh. Habis ngomong soal kehebatan produk, berhenti bicara lalu tatap mata
TABEL PERKEMBANGAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLLAR AMERIKA SERIKAT,
1990-2007
Sumber : Statistik Indonesia (diolah),2007
pengunjung terus tanya, bagaimana mas, pak. Apa yang bikin mas, bapak ragu-ragu pada produk kami. Tapi meski begitu , jualan Dahlia lumayan juga.
Febri juga aku tegur. “Eh, kau jangan sok jagoan. Bener memang cleaner itu tidak beracun tapi jangan kau sendiri jadi bahan uji coba dengan menyemprotkan bioblue ke mulutmu ?” Emang beracun, Pak? Enggak,….kata brosur. Aku percaya tapi kan aku ga pernah suruh kamu buktikan dengan menelannya
Kalo pengunjung sepi, aku piato lagi. Terjadi kerumunan lagi. Penjualan ramai lagi.
Ada juga pengunjung yang meremehkan. “gua ga heran. Pakai aja kapur barus. Lari mesin tambah kenceng, gas enteng, tarikan naik.”
Mas betul, karena saya sendiri pernah coba, kataku. Tapi boleh aku kasih lihat sama anda? Dia menatapku ingin tahu. Kuminta temen SPG ambil gelas isi bensin setengah dan kapur barus.
Mas lihat ya, kapur barus ini akan saya masukkan ke gelas isi bensin. Nanti setelah saya aduk lalu saya diamkan. Pasti terbentuk endapan, jelasku . Endapan ini akan menyumbat karburator. Kalau benar nanti terbentuk endapan, mas beli kan? eh dia malah ngeloyor menjauh.
Sikitar jam 12.30 aku pamit makan sama P Heri. Jam 1 an aku balik ke stand. Menejer keuangan menyambutku. “Berasa apa situ ?”. Kenyanglah, sahutku. Bukan, perasaan situ…..dapat firasat enggak? Aku angkat bahu.
Ya sudahlah. Selamat ya, istri bapak sudah melahirkan. Laki-laki. Tadi istri bapak telpun saya, tutur P Heri seraya menjabat tanganku, maka temen-2pun berebut manyalami aku.
“Sudah pulang sana,” perintah P Heri. Tapi masih siang Pak, kataku. Bukan sok loyal. Aku bingung pulang naik apa? Bis, angkot jarang waktu itu. Rupanya P Heri tahu pikiranku. “Bawa mobil ,” katanya. Nanti anak-anak, barang-barang bagaimana,. “Ah, udahlah, ada bos di sini. Ga perlu pusing-2, sana pulang.”
Ternyata mobil terkurung kendraan lain. Nggak bisa keluar. Padahal waktu aku parkir masih banyak yg kosong. Nunggu nyaris dua jam baru bisa keluar karena mobil yang menghalangi mau keluar juga. Berhubung aku pulang dulu untuk mandi, sampai rumah bersalin di kompelk ruko harapan baru II (dekat Kranji) jam empat. Istriku sempat cemberut, tapi selebihnya, kami happy…..
Aku ingat pameran itu berlangsung tanggal berapa, karena bersamaan dengan kelahiran anak keduaku: 10 Mei 1998 – 4 hari menjelang “pesta” penjarahan gila-gilaan. Bayi ini kuberi nama Ali Gading Kusuma
Bosku seneng karena pameran sukses. Penjualan mencapai 5 juta , modal pameran tidak seberapa (275 rb + uang makan SPG dll 100rb). Selasa masuk kerja dikasih bonus setengah gaji. Kok ya pas buat biaya kelahiran anakku: 475rb, termasuk biaya akte kelahiran. Masih ada kembali, lumayan buat beli susu formula si mbarep, Murup. Pediasure. Alhamdulillah.
Tancep kanyon: tetep focus dalam bekerja, atau mengerjakan apa saja.
KEEP ON FOCUS -1 (TERUS FOKUS)
Perutku mulai mules mas, keluh istriku yg hamil 9 bulan lebih.
Tapi aku harus berangkat karena aku yang mengurus semua . mulai dari rencana hingga pelaksanaan.
Waktu tahu biaya ikut pameran otomotif di Parkir Timur Senayan tidak murah, sementara produk yg mau dijual cuma pil, dgn harga hanya 2000-an, awalnya aku kecil hati. Setelah ngobrol dgn salah satu agen penjual , sebuah toko kecil asesori mobil di Kemayoran , tampak titik terang. Pemilik toko yg juga semuda aku waktu itu ajak join. Konter dibagi dua, meski dia sendiri sangsi lantaran display asesori kan makan tempat. Kawan td mengingat ha l itu. Oke, tdk masalah. Deal . Kami patungan masing-masing bayar 275rb. Ga perlu kuminta persetujuan bos , P Ks, yg punya bisnis di Amrik.
Persiapan kulakukan bersama Bambang (helper, tugasnya mencetal pil, pengemasan /packing, dll). Personil lain (seles spt Mas Heru, Deni Kucai, Ahmal, Febri, Dahlia) tak kuganggu . mereka tetap jalan cari duit. Wong cuma beli partisi kasa di kios barang bekas di Jl Perintis Kemerdekaan, lalu kami cat. Udah. Lemari dan spanduk sudah ada. Persiapan rampung 3 hr sebelum hari H.
Eh, Jumat malam bos datang. Ketemu sabtu pagi di kantor, bos langsung negur, “P Yoga ada pameran otomotif di Senayan,….bagaimana?” Kita ikut, jwabku. Ha, sudah daftar? Berapa biayanya? 275rb? Murah amat, yang bener kamu….. terus persiapannya apa, kok sepi-sepi aja.
Sudah semua Pak Ks, kita tinggal berangkat besok pagi. paparku seraya menunjukkan partisi (kasa kawat 1 m x 1.2 m, tinggi 1,5 m) yg sudah dicat hitam, lemari kaca kecil 1 m x 60 cm x 90 cm (t), dan spanduk lama. “Kok sederhana banget?” . Segera kutimpali, bayangan Pak Ks bagaimana?
“Ya pakai interior yang dihias kontekstual, spt kita pernah pameran oli purifiner di PRJ dulu itu, aku mau membiayainya….kita bangun suasana racing, ada gambar balapan. Produk kita kan aditif…”
Tujuan saya, jualan dan cari untung. Bukan promosi Pak. Ide seperti itu, butuh space luas. Butuh konsep interior dan pernik-2 lain. Ga cukup 6 juta Pak, apalagi pakai konsultan artistic…..Dulu oli purifiner , promosi bolehlah, tp penjualannya jeblok kan? Apalagi konsep sederhana dr saya ga dipakai pak Risk, menejer. Di depan meeting menejer setuju konsep promosi saya tapi di lapangan berbeda….”
Akhirnya aku memang harus berangkat minggu pagi itu, meninggalkan istri yang mungkin akan segera melahirkan anak ke-2ku, meninggalkan anakku yang sulung, Murup . Tapi Murup sudah ada yang momong, Yu Darmi.
Krisis moneter semakin menggila waktu itu. Rupiah jatuh, dollar terbang terus hingga nembus 16 ribu, padahal kursnya 3-4 ribu bbrp bulan sebelumnya. Banyak perusahaan gulung tikar, cari duit makin sulit.
Sumber : wikipedia
Upah minimum 180.000an saat itu. Nasi goreng gerobak keliling masih seribu sebungkus di komplekku (sekarang Rp 8rb). Tekanan ekonomi jelas mengenjet rakyat kecil termasuk diriku. Seingatku, istri kutingalin duit Rp 20rb tok ! Emang ga ada duit dan aku sadar kelahiran butuh biaya tidak sedikit.
Stand pameran kami paling cepet siap. Cuman naruh lemari sama partisi, nyantolin spanduk kecil. Peserta lain-2 penyiapan mulai sabtu sore. Maklum mereka pamer mobil atau produk terkait mobil. Jam 9 pameran dibuka. Kusiapkan pasukan SPG
Senin, 10 Desember 2012
TUTI SUGIMAN
Mas Win, kakak klas, main ke tempat kosku. Kami pernah ngontrak serumah bareng mas-2 lain di cepu dlm rangka praktek lapangan u/ pendadaran. Lulus pendadaran, dia pulkam. Aku lanjut ke kampus bulaksumur. Bukan sekali ini dia datang ke kos. Kalo dia kangen sm temen seangkatnnya. Dia dating dan aku anter dia ketemu temennya. Tp kali ini dia tidak pengin ke mana-2. di kamar kos saja, meski aku tinggal kuliah. Aku tahu mas Win resah, lagi galau. Tapi karena dia diem sj, ga mau curhat, ya kudiamkan.
Malam di hari ke 2 dia bilang besok pulang. Ok, kubilang. Tumben ga pengin jumpa kawan lama? Tanyaku. Males, jawabnya. Lalu tujuan sampean ke sini apa?
Main, nengok kamu. Dia lihat aku tertawa masam tapi tidak bereaksi apapun.
Oke, kataku. Selama dua hari ini aku mengamati kamu. Aku memang suka mengamti perilaku siapapun yang menurutku janggal.
Emang aku ngopo (ngapain) ? Kasar, jawabku
Kasar? Ga pernah aku kasar, sangghnya.
Memang sebagai warga solo, perilaku dan tutur katanya halus dan santun. Aku nebak dia berdarah biru. Kulitnya halus dan putih, wajahnya bagus, badannya tinggi tegap.
Kamu sadar ga, kataku, nutup pintu dibanting. Bukankah pegangang pintu masih berfungsi ? Pintu kamar ini dan pintu kamar mandi. Jarak ke kamar mandi 15 m, kok bisa terdengar dari dalam kamar sini. Apalagi rumah induk yang lebih dekat. Tentu ibu kos nanti akan tanya padaku.
Mas Win diam saja.
Terus kamu buka resleting lemari, kasar. Kalo sampai macet resleti ng bagaimana?
Mas Win mulai menatapku tidak senang.
Habis baca koran, naruh koran dibanting. Naruh apa aja di meja dilempar. Sampean ga pernah kayak gitu. Ada apa? Mas Win nunduk. Ada apa sebenarnya?
Akhirnya dia ngaku juga, “Aku diminta kawin sama pacarku.”
Hamil ?
Enggak, akunya.
Lantas kenapa? Jangan bilang belum siap. Aku tahu kamu dari kelurga berada. Apa masalahnya?
Ga tau. Ragu-ragu saja.
Kamu sudah tidak cinta lagi, karena menemukan cewe lain yang lebih pas ?
Enggak juga.
Lalu dia membeberkan bhw pacarnya itu masih tetangga, meski tetangga RT. Bagi orang sana, usia kur-kuran (20 ke atas) sudah waktunya kawin. Dia didesak keluarga untuk kawin. Lalu desak aku.
Kamu pacarannya intens? Frekuensi wakuncar tinggi ga?
Namanya bertengga kan ga bisa sebebas di sinilah, jawab mas Win.
Tapi kamumasih cinta sama dia?
Iyalah…..
Boleh aku uji?
Bagaimana?
Kusodorkan kertas dan pulpen. Kubuat matrik lebih dulu. Kuminta dia isi Kolom kiri kelebihan pacar, kolom kanan kekurangannnya
Lalu dia serius mengingat-ingat sebelum menulis.
Hasilnya, kedua kolom sama-sama berisi 4 kelebihan dan kekurangan. Kubaca dengan seksama seperti paranormal menafsir tulisan pasiennya.
Lalu kubaca. Kelebihan, cantik.Lugu. Sopan dan rajin ibadah. Ke 4 pintar masak
Kekurangannya, ga pandai dandan, suka pakai daster. Tutur katanya belepotan, kadang bau matahari (selai n pagi ya, tambahnya lisan). Dan ke 4 : tutik sugiman
Oh, nama bapaknya sugiman ? Kowe ki telme banget, tukas mas Win. Tuti Sugiman, untune metu sitik, gigi mancung Oo,... katamu ayu Lho iya. Ayu. Sintal puia. Sintal. Pernah lihat dalemannya? Pernah lihat telanjang? Hus ! aku ra berandal koyo kowe. Pernah sun dia? Mas Win diam saja. Itu kan proses, Go, katanya. Sekarang kita kemb ali pd kuismu ini. Piye bacanya? Oke, sekarang aku tanya. Kamu malu ga pacarmu giman? Enggaklah…ga mancung amat. Bukan tongos lho. Kan kamu suruh isi kekurangan dia. Oke. Penilaianmu berimbang. 4 kelebihan, 4 kekurangan. Apa artinya? Mas win memilih diam. Artinya, semua ini omong kosong. Kalo bener kamu cinta dia, ga bakal kamu kepikiran kekurangan pacarmu. Kamu akan silau oleh cintamu kepadanya. Ga bakal terlihat kekurangan itu. Sekali lagi aku Tanya, kamu cinta enggak sama dia? Mas Win termenung sebelum menjawab. Aku cinta dia, aku sayang dia tapi nafsunya entar dulu…. Maksutmu, kamu cinta dia sama seperti kamu menyayangi adik –mbakyumu? Eng,ga tahu. Aku kenal dia sejak kecil karena kangmasnya itui temen mainku. Ya sudah, kamu putus saja dia. Ha ? Putus? Apa kata vorang nanti ? Nah, iyakan? Kamu lebih memberatkan kata orang daripada kasihan pada dirimu. Kalau kamu bener-2 cinta, lalu kamu disuruh putusin hubungan, mestinya kamu cengeng, menghiba, lantas aku bagaimana? Bagaimana dng perasaanku? Sudahlah, besok sampai rumah langsung ke rumahnya dan bilang kita putus ! kasihan dia, Mas Win. Andai sampean jd kawin sama dia, beberapa bulan atau tahun lagi, sampean akan bosan. Jika nanti ketemu cewe idamanmu, sampean akan berpaling. Tiga tahun kemudian , saat aku kerja di Kantor berita di Jakarta, mas Win nelpon. Dia crita kalo sudah bekerja di pabrik alkohol. Tapi sebagai operator. Gajinya kecil. Kos dong, tanyaku. Awalnya, lama-lama ga tahan, aku laju saja pergi pulang. Naik angkutan umum? Mobil sendirilah. Ups, masih ada sisa gajimu? Mas Win tertawa ngakak. Dulu tahan kok sekarang kos ga tahan. Bener katamu, aku ketagihan lihat bojoku mudo ! Giliran kau ngakak. Putra? Mau dua. Lalu kutanya cewek tetanggamu yg nyaris jadi njonya Win? Oh, dia kawin tiga bulan setelah aku putus. Tapi hubungan kami tetep baik kok……
Oh, nama bapaknya sugiman ? Kowe ki telme banget, tukas mas Win. Tuti Sugiman, untune metu sitik, gigi mancung Oo,... katamu ayu Lho iya. Ayu. Sintal puia. Sintal. Pernah lihat dalemannya? Pernah lihat telanjang? Hus ! aku ra berandal koyo kowe. Pernah sun dia? Mas Win diam saja. Itu kan proses, Go, katanya. Sekarang kita kemb ali pd kuismu ini. Piye bacanya? Oke, sekarang aku tanya. Kamu malu ga pacarmu giman? Enggaklah…ga mancung amat. Bukan tongos lho. Kan kamu suruh isi kekurangan dia. Oke. Penilaianmu berimbang. 4 kelebihan, 4 kekurangan. Apa artinya? Mas win memilih diam. Artinya, semua ini omong kosong. Kalo bener kamu cinta dia, ga bakal kamu kepikiran kekurangan pacarmu. Kamu akan silau oleh cintamu kepadanya. Ga bakal terlihat kekurangan itu. Sekali lagi aku Tanya, kamu cinta enggak sama dia? Mas Win termenung sebelum menjawab. Aku cinta dia, aku sayang dia tapi nafsunya entar dulu…. Maksutmu, kamu cinta dia sama seperti kamu menyayangi adik –mbakyumu? Eng,ga tahu. Aku kenal dia sejak kecil karena kangmasnya itui temen mainku. Ya sudah, kamu putus saja dia. Ha ? Putus? Apa kata vorang nanti ? Nah, iyakan? Kamu lebih memberatkan kata orang daripada kasihan pada dirimu. Kalau kamu bener-2 cinta, lalu kamu disuruh putusin hubungan, mestinya kamu cengeng, menghiba, lantas aku bagaimana? Bagaimana dng perasaanku? Sudahlah, besok sampai rumah langsung ke rumahnya dan bilang kita putus ! kasihan dia, Mas Win. Andai sampean jd kawin sama dia, beberapa bulan atau tahun lagi, sampean akan bosan. Jika nanti ketemu cewe idamanmu, sampean akan berpaling. Tiga tahun kemudian , saat aku kerja di Kantor berita di Jakarta, mas Win nelpon. Dia crita kalo sudah bekerja di pabrik alkohol. Tapi sebagai operator. Gajinya kecil. Kos dong, tanyaku. Awalnya, lama-lama ga tahan, aku laju saja pergi pulang. Naik angkutan umum? Mobil sendirilah. Ups, masih ada sisa gajimu? Mas Win tertawa ngakak. Dulu tahan kok sekarang kos ga tahan. Bener katamu, aku ketagihan lihat bojoku mudo ! Giliran kau ngakak. Putra? Mau dua. Lalu kutanya cewek tetanggamu yg nyaris jadi njonya Win? Oh, dia kawin tiga bulan setelah aku putus. Tapi hubungan kami tetep baik kok……
Jumat, 07 Desember 2012
PELACUR JUGA MANUSIA
Firdaus MulIo makin asyik saja ngobrol sm PSK di lokalisasi SG, Yk. kayakpacaran.
dara-2 lugu lain mulai usil, nggoda -- nyorakin. pdhal FM n kencannya ga norak saat ngobrol.
si cantik ajak FM ngobrol di kamarnya saja agar ga terganggu. FM se7.
FM pesan kopi. selama ngobrol kopi datang. lalu mrk ngobrol lagi, entah tema apa yg bikin mrk asyik masyuk. salah satu temanya adalah kisah pengalaman pacaran masing
masing. curhat giculah. entah mebi ada setan ngintip, si cantik ajak FM "main".
free, tambahnya. tp FM lg ga pengin, dia ke lokalisasi krn antar temennya. drpd dia bengong sementara temennya "main", dia ajak ngobrol PSK itu.
dasar FM suka clometan, dia bilang santai kpd sang bidadari itu,
"Oh, kono sik kepengin ngonoan? ga bosen tah ? "
walah, seketika itu sang bidadari menjelma jd batari durga yg sedang murka.
"Aku iki menungso Mas. podo karo menungso liane. aku duwe nafsu, duwe roso katresnan. aku yo pengin urip normal. pengin mengkasihi lan dikasihi."
"Sampean metu wae mas, timbang aku tambah senewen."
"Sik sik sabar disik, yo sepurone kalo aku keblabasan ngomong, aku...."
sang bidadari memotong. "Gapopo mas, aku menyadari keadaanku. sampean wong apik-2 . nang Yogya niate sekolah, yo kudu sekolah, ga apik dolan-dolan tekan kene.
sukben menowo Gusti Allah maringi aku putro, aku yo nesu yen sampai weruh anakku dolan karo wnita ga bener koyo, sampean mulih ae, Mas. suwun Mas. sampean nyadarno aku."
kisah ini disampaikan FM kpdku waktu kami sekolah di YK.
Endok Merak
Ontong ontong bolong... endok merak... endok sapi,
Endok e pecah siji.... PYARRRR.... (anonim)
Langganan:
Postingan (Atom)