Senin, 24 Desember 2012
IBU DENGAN HATI SEGUNUNG
Pergantian rejim mengubah segalanya
Bisnis bapak (alm) yg dituduh monopoli wktu itu, jatuh dan kemudian sulit dengan usaha baru
Ibu coba2 bantu, jual makanan sementara toko masih jalan
Dalam perkmbangannya makanan yg maju, toko kian sepi
Akhirnya toko bermetaforsa jd Rumah Makan Sari Kencana
Jual nasi gudeg, rawon, soto, rujak cungur dan gado-gado
Ibu juga terim catering dan pesanan kue/snack
Wkt aku SMP aku bersm mas Bachman kakak sepupu bantu kemasan dll
u/ catering pabrik triplek 100-200 bks tiap malam, diambil jam 11.30
bantuan tenga kecil tetep kusiapkan sepanjang aku berama ibu
tentu saudar alain juga bantu
peran ibu menyambung peran bapak sbg tulang punggung keluarga
ibu bukan saja menghidupi kami sekeluarga , juga menyekolahkan aku dan kakak-2
luar biasa, tanpa menghecilkan peran bapak
bapak menyebut ibu dengan wanita dengan hati segunung
karena “terlalu” bermurah hati kepada siapa saja
misal kpd bakul pasar, ibu jual nasi rawon di bawah harga
di sela-2 kesibukannya ibu masih sempat mengembangkan organisai lokal macam Perwosi, BKOW
aku sering diminta bantu ngetik surat atau pidato
tak jarang ibu ke Malang u/ urusan organisasi, mewakili ibu wlkota
ibuku, Siti Nurdjanah, wafat dalam usia 72 th
aku hanya bisa membalasnya dgn doa tiap usai sholat higga sekarang.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar