Senin, 10 Desember 2012

TUTI SUGIMAN

Mas Win, kakak klas, main ke tempat kosku. Kami pernah ngontrak serumah bareng mas-2 lain di cepu dlm rangka praktek lapangan u/ pendadaran. Lulus pendadaran, dia pulkam. Aku lanjut ke kampus bulaksumur. Bukan sekali ini dia datang ke kos. Kalo dia kangen sm temen seangkatnnya. Dia dating dan aku anter dia ketemu temennya. Tp kali ini dia tidak pengin ke mana-2. di kamar kos saja, meski aku tinggal kuliah. Aku tahu mas Win resah, lagi galau. Tapi karena dia diem sj, ga mau curhat, ya kudiamkan. Malam di hari ke 2 dia bilang besok pulang. Ok, kubilang. Tumben ga pengin jumpa kawan lama? Tanyaku. Males, jawabnya. Lalu tujuan sampean ke sini apa? Main, nengok kamu. Dia lihat aku tertawa masam tapi tidak bereaksi apapun. Oke, kataku. Selama dua hari ini aku mengamati kamu. Aku memang suka mengamti perilaku siapapun yang menurutku janggal. Emang aku ngopo (ngapain) ? Kasar, jawabku Kasar? Ga pernah aku kasar, sangghnya. Memang sebagai warga solo, perilaku dan tutur katanya halus dan santun. Aku nebak dia berdarah biru. Kulitnya halus dan putih, wajahnya bagus, badannya tinggi tegap. Kamu sadar ga, kataku, nutup pintu dibanting. Bukankah pegangang pintu masih berfungsi ? Pintu kamar ini dan pintu kamar mandi. Jarak ke kamar mandi 15 m, kok bisa terdengar dari dalam kamar sini. Apalagi rumah induk yang lebih dekat. Tentu ibu kos nanti akan tanya padaku. Mas Win diam saja. Terus kamu buka resleting lemari, kasar. Kalo sampai macet resleti ng bagaimana? Mas Win mulai menatapku tidak senang. Habis baca koran, naruh koran dibanting. Naruh apa aja di meja dilempar. Sampean ga pernah kayak gitu. Ada apa? Mas Win nunduk. Ada apa sebenarnya? Akhirnya dia ngaku juga, “Aku diminta kawin sama pacarku.” Hamil ? Enggak, akunya. Lantas kenapa? Jangan bilang belum siap. Aku tahu kamu dari kelurga berada. Apa masalahnya? Ga tau. Ragu-ragu saja. Kamu sudah tidak cinta lagi, karena menemukan cewe lain yang lebih pas ? Enggak juga. Lalu dia membeberkan bhw pacarnya itu masih tetangga, meski tetangga RT. Bagi orang sana, usia kur-kuran (20 ke atas) sudah waktunya kawin. Dia didesak keluarga untuk kawin. Lalu desak aku. Kamu pacarannya intens? Frekuensi wakuncar tinggi ga? Namanya bertengga kan ga bisa sebebas di sinilah, jawab mas Win. Tapi kamumasih cinta sama dia? Iyalah….. Boleh aku uji? Bagaimana? Kusodorkan kertas dan pulpen. Kubuat matrik lebih dulu. Kuminta dia isi Kolom kiri kelebihan pacar, kolom kanan kekurangannnya Lalu dia serius mengingat-ingat sebelum menulis. Hasilnya, kedua kolom sama-sama berisi 4 kelebihan dan kekurangan. Kubaca dengan seksama seperti paranormal menafsir tulisan pasiennya. Lalu kubaca. Kelebihan, cantik.Lugu. Sopan dan rajin ibadah. Ke 4 pintar masak Kekurangannya, ga pandai dandan, suka pakai daster. Tutur katanya belepotan, kadang bau matahari (selai n pagi ya, tambahnya lisan). Dan ke 4 : tutik sugiman
Oh, nama bapaknya sugiman ? Kowe ki telme banget, tukas mas Win. Tuti Sugiman, untune metu sitik, gigi mancung Oo,... katamu ayu Lho iya. Ayu. Sintal puia. Sintal. Pernah lihat dalemannya? Pernah lihat telanjang? Hus ! aku ra berandal koyo kowe. Pernah sun dia? Mas Win diam saja. Itu kan proses, Go, katanya. Sekarang kita kemb ali pd kuismu ini. Piye bacanya? Oke, sekarang aku tanya. Kamu malu ga pacarmu giman? Enggaklah…ga mancung amat. Bukan tongos lho. Kan kamu suruh isi kekurangan dia. Oke. Penilaianmu berimbang. 4 kelebihan, 4 kekurangan. Apa artinya? Mas win memilih diam. Artinya, semua ini omong kosong. Kalo bener kamu cinta dia, ga bakal kamu kepikiran kekurangan pacarmu. Kamu akan silau oleh cintamu kepadanya. Ga bakal terlihat kekurangan itu. Sekali lagi aku Tanya, kamu cinta enggak sama dia? Mas Win termenung sebelum menjawab. Aku cinta dia, aku sayang dia tapi nafsunya entar dulu…. Maksutmu, kamu cinta dia sama seperti kamu menyayangi adik –mbakyumu? Eng,ga tahu. Aku kenal dia sejak kecil karena kangmasnya itui temen mainku. Ya sudah, kamu putus saja dia. Ha ? Putus? Apa kata vorang nanti ? Nah, iyakan? Kamu lebih memberatkan kata orang daripada kasihan pada dirimu. Kalau kamu bener-2 cinta, lalu kamu disuruh putusin hubungan, mestinya kamu cengeng, menghiba, lantas aku bagaimana? Bagaimana dng perasaanku? Sudahlah, besok sampai rumah langsung ke rumahnya dan bilang kita putus ! kasihan dia, Mas Win. Andai sampean jd kawin sama dia, beberapa bulan atau tahun lagi, sampean akan bosan. Jika nanti ketemu cewe idamanmu, sampean akan berpaling. Tiga tahun kemudian , saat aku kerja di Kantor berita di Jakarta, mas Win nelpon. Dia crita kalo sudah bekerja di pabrik alkohol. Tapi sebagai operator. Gajinya kecil. Kos dong, tanyaku. Awalnya, lama-lama ga tahan, aku laju saja pergi pulang. Naik angkutan umum? Mobil sendirilah. Ups, masih ada sisa gajimu? Mas Win tertawa ngakak. Dulu tahan kok sekarang kos ga tahan. Bener katamu, aku ketagihan lihat bojoku mudo ! Giliran kau ngakak. Putra? Mau dua. Lalu kutanya cewek tetanggamu yg nyaris jadi njonya Win? Oh, dia kawin tiga bulan setelah aku putus. Tapi hubungan kami tetep baik kok……

Tidak ada komentar:

Posting Komentar